Secara Etimologis Kebenaran berasal dari kata Benar. Benar artinya persesuain antara Pikiran dan Kenyataan atau kesesuian antara pernyataan dengan Fakta. Ukuran Kebenaran pertama sesuai tidaknya Proposisi-proposisi itu dengan kenyataan sesungguhnya. Ukuran Kebenaran kedua adanya persesuaian atau tidak adanya pertentangan dalam dirinya
Ada Empat jenis Kebenaran yang secara umum telah di kenal oleh orang banyak, yaitu
- Kebenaran Religius adalah Kebenaran yang memenuhi kriteria atau di bangun berdasarkan Kaidah-kaidah Agama atau Keyakinan tertentu, yang di sebut juga Kebenaran Absolut atau Kebenaran yang tidak terbantahkan. Kebenaran ini bersifat Religius.
- Kebenaran Filosofis adalah Kebenaran hasil Perenungan dan pemikiran Kontemplatif terhadap Hakikat sesuatu, meskipun pemikiran Intelektual tersebut tidak bersifat Subyektif dan Relatif, tetapi Kontemplatif.
- Kebenaran Estetis adalah Kebenaran yang berdasarkan Penilaian Indah atau buruk, serta Cita rasa Estetis. Artinya Keindahan yang berdasarkan Harmoni dalam Pengertian luas yang menimbulkan rasa senang, tenang dan nyaman.
- Kebenaran Ilmiah adalah Kebenaran yang di tandai oleh terpenuhinya Syarat-syarat Ilmiah, terutama menyangkut adanya Teori yang menunjang dan sesuai dengan Bukti
Dalam kenyataan nya masalah Kebenaran itu tidak sederhana, untuk menentukan Apakah isi pertanyaan itu sesuai dengan Fakta tidaklah mudah. Masalah Kebenaran itu telah memunculkan setidaknya Empat Teori Kebenaran sebagai berikut:
- Teori Korespondensi yang menyatakan sebuah Pernyataan benar jika isinya sesuai dengan atau mencerminkan kenyataannya sebagaimana adanya.
- Teori Koheresi yang menyatakan bahwa Kebenaran adalah Kesesuaian antara sebuah pernyataan dengan Pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah di terima sebagai Kebenaran.
- Teori Pragmatik yang menyatakan bahwa yang Benar adalah yang Efektif.
- Teori Inter Subyektivitas yang menyatakan bahwa Kebenaran adalah Kesesuaian atau Consensus yang dapat di capai atau di terima oleh Orang, terutama diantara para Pakar Keahlian
Seiring perkembangan Zaman dan Manusia
semakin banyak, Kebenaran itu mulai kabur, bahkan bagi sebagian orang di anggap
Mimpi. Satu-satunya wadah Kebenaran dapat di temukan dalam Keadaan utuh
terdapat pada Agama dan Filsafat. Kebenaran dapat di capai baik melalui Ekspresi
Historis, maupun melalui Intuisi Intelektual.
B. Arief Sidharta. Pengantar
Logika Sebuah Langkah Pertama Pengenalan Medan Telaah. (Bandung: Refika
Aditama), hal 9-10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar